Pengobatan Virus Mers | Info Berita 2014 ~ Penyakit yang disebabkan oleh serangan Virus Mers atau lebih lengkapnya MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus), tergolong sebagai jenis penyakit baru. Oleh sebab itu, kalangan medis belum bisa menentukan vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya serangan dari penyakit ini.
Meski demikian, berbagai usaha pencegahan tetap bisa dilakukan dengan cara memperkuat imunitas tubuh, misalnya menjaga kebugaran tubuh dengan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup sebelum bepergian jauh khususnya menunaikan ibadah haji/umrah, menggunakan masker, dan sanitasi (usaha sadar dalam pembudayaan hidup bersih ).
Beberapa peniliti menduga asal-usul virus mers dari kelelawar dan/atau onta, dan penyebarannya diketahui semakin meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013. Oleh karenanya Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebaran virus ini.
Seperti dijelaskan dalam litbang.depkes.go.id, dari berbagai kepustakaan hasil penelitian yang telah ada maka modalitas pengobatan Virus Mers yang harus dimiliki Rumah Sakit di antaranya :
Meski demikian, berbagai usaha pencegahan tetap bisa dilakukan dengan cara memperkuat imunitas tubuh, misalnya menjaga kebugaran tubuh dengan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup sebelum bepergian jauh khususnya menunaikan ibadah haji/umrah, menggunakan masker, dan sanitasi (usaha sadar dalam pembudayaan hidup bersih ).
Beberapa peniliti menduga asal-usul virus mers dari kelelawar dan/atau onta, dan penyebarannya diketahui semakin meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013. Oleh karenanya Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebaran virus ini.
Seperti dijelaskan dalam litbang.depkes.go.id, dari berbagai kepustakaan hasil penelitian yang telah ada maka modalitas pengobatan Virus Mers yang harus dimiliki Rumah Sakit di antaranya :
- General supportive care
- Mencegah terjadinya sepsis
- Kemungkinan pilihan obat (berturut-turut sesuai kemungkinan efikasinya) sebagai berikut:
- Plasma konvalesens
- Interferon
- Protease inhibitor
- Immunoglobulin intravena
- Nitazoxanide
- Cyclosporin A
- Ribavirin
- Kortikosteroid
- Interferon plus Ribavirin
- Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP4, atau dikenal dengan CD 26)